Kamis, 26 Januari 2012

DEATH NOTE 2 "the last namae"

 
Death Note: The Last Name menceritakan tentang Kira Kedua yaitu seorang artis yang baru naik daun bernama Misa Amane, diceritakan juga asal usul mengapa Misa memiliki buku Death Note yang kedua. Misa memiliki buku death Note yang kedua karena dewa kematian yang selalu menjaga Misa (bernama Jealous) mati untuk menyelamatkan Misa yang akan dibunuh oleh seorang penjahat. Jelaous memperpanjang umur Misa, namun dengan begitu maka Jealous hancur menjadi pasir. Jealous kemudian meminta sahabatnya yang juga dewa kematian bernama Rem, Rem kemudian menjaga Misa dan mengajarkan bagaimana cara menggunakan Death Note. Misa yang telah kehilangan seluruh keluarganya karena dibunuh oleh seorang perampok. Misa yang melihat wajah pembunuh itu kemudian melaporkan pembunuh itu, namun karena kesaksian Misa tidak cukup kuat, maka pencuri itu kemudian dibebaskan. Misa yang sedih berlarut-larut dalam kesedihannya kemudian melihat berita bahwa pencuri itu telah mati karena serangan jantung. Misa Amane kemudian sangat memuji KIRA.

Light Yagami kemudian dicurigai oleh L sebagai Kira. Saat sedang diinterogasi dalam Markas Besar L, ternyata Kira Kedua beraksi dengan 'mata'-nya. Kira Kedua membunuh semua yang menentang KIRA. Kira Kedua memberikan sebuah rekaman suara yang menginginkan agar semua orang menyetujui kira yang dikirimkan ke Sakura TV. Kemudian datanglah Ayah Light (Shoichiro Yagami) ke stasiun TV itu. Di Stasiun TV sakura, Shoichiro kemudian memaksa Produser Sakura TV untuk menghentikan acara itu, karena ditodong pistol, produser itupun kemudian terpaksa menghentikan acara tersebut.

Khawatir akan Kira dan Kira Kedua bertemu, L memerintahkan untuk membuat rekaman suara yang isinya adalah untuk agar Kira Kedua menyerahkan diri sebelum bertemu dengan Kira I. Tanpa disangka-sangka, ternyata Kira Kedua, Misa Amane telah jatuh cinta kepada Light (Kira). Misa kemudian mendatangi rumah Light dan menyerahkan Death Notenya. Misa meminta agar Light menjadi kekasihnya.

L menemui Light di kampusnya sambil menanyakan kedatangan Misa kerumahnya kemarin malam. Ryuzaki yang memakai topeng kemudian bertemu dengan Misa Amane. Misa kemudian membaca nama asli Ryuzaki. Misa kemudian dirubungi oleh para Fansnya di kampus Light dan menyatakan bahwa Light adalah kekasih Misa. Dikerumunan itu, Ryuzaki mengambil Handphone Misa. Ketika Misa dan Ryuzaki pergi, Light menelepon Misa yang kemudian diangkat oleh Ryuzaki. Dilain sisi, Misa sudah diamankan oleh polisi anak buah Ryuzaki.

Misa dipaksa untuk mengatakan apakah dia adalah kira dan siapakah kira I, namun karena cintanya kepada Light Yagami, dia tetap diam. Misa kemudian meminta Rem menghapus memori tentang death note dari pada dia harus mengatakan Light adalah Kira I. Rem kemudian mendatangi Light dan mengancam akan membunuh Light jika sesuatu terjadi kepada Misa. Light kemudian menyembunyikan Death Note yang dimilikinya dan menyuruh Rem untuk mencari pemilik Death Note baru, Rem yang ingin Misa selamat kemudian menyetujui Light dan pergi mencari orang untuk menjadi Kira III.

Rem kemudian menyerahkan Death Note-nya kepada seorang gadis di Sakura TV bernama Yamada. Yamada kemudian membunuhi para penjahat dan menyiarkan di TV untuk Mensuport Kira. Misa yang telah kehilangan ingatannya kemudian mulai berbicara tentang Light, namun hanya mengatakan tentang masa pacaran dan bertemunya di Sakura TV. Lightpun kemudian menghilangkan ingatannya, Light dan Misa kemudian dibebaskan. Light yang kehilangan ingatannya tentang Death Note kemudian membantu Ryuzaki untuk mencari Kira III. Dengan bantuan Light, kemudian Kira III ditemukan dan dijebak dengan ancaman bahwa video pengintai kamarnya akan diberitahukan kepada seluruh dunia. Takut akan ancaman tersebut, Yamada kemudian nekat untuk menuliskan nama orang yang akan menyiarkan videonya didalam Death Note. Yamada yang mengetahui bahwa dia tak bisa membunuh orang itu kemudian datang ke Sakura TV. Disana semua agen polisi, Ryuzaki dan Light memegang buku itu dan dapat melihat Rem. Light yang menyentuh Death Note itu kemudian mengingat masa lalunya bersama Death Note. Light yang sudah ingat kemudian menuliskan nama Yamada dibalik jam tangannya dimana dia menaruh secarik kertas dari death note. Kematian Yamada kemudian menjadi misteri.

Light yang sudah mengingat kembali masa lalunya bersama Death Note kemudian menyuruh Misa yang telah dibebaskan untuk mengambil Death Note-nya yang dia sembunyikan dahulu. Misa yang menemukan Death Note itu kemudian mengingat lagi masa lalunya dan dapat melihat Ryukk (Dewa Kematian Death Note). Misa kemudian mulai membunuhi orang-orang lagi. Ryuzaki kemudian mengundang Misa ke Markas Besar, saat itu, dia juga menyuruh Soichiro Yagami untuk menyerahkan Death Note yang ada di markas besar ke FBI. Light kemudian menyuruh Rem untuk mengisi nama pengawal yang mengantar Misa didalam Death Note, dengan begitu Rem akan mati. Rem kemudian hancur berubah menjadi pasir. Ryuzaki yang merencanakan jika dia mati, maka pengawal yang mengantar Misa akan meledak untuk menghancurkan Death Note mengalami kegagalan. Pengawal itu mati dan Ryuzakipun mati. Misa kemudian bertemu dengan Light di Lobi. Disana, Light menuliskan nama ayahnya untuk menyerahkan Death Note, ayahnya kemudian kembali ke markas, ternyata Death Note yang ada di tangan Misa adalah palsu. Light menyangka bahwa Misa mengkhianatinya.

Ryuzaki kemudian turun dari tangga sambil memperlihatkan death note-nya. Disana dia sendiri telah menuliskan namanya. Light yang terdesak kemudian berusaha untuk mengambil potongan kertas Death Note yang diselipkan di jam tangannya, saat hendak mengeluarkannya, kemudian jam itupun ditembak oleh salah seorang personil polisi, bernama Tota Matsuda. Saat Light mencoba untuk mengambilnya, Matsuda kemudian menembak kaki Light. Light yang tersudut kemudian meminta Ryuk untuk menuliskan nama semua orang yang ada ditempat itu untuk dibunuh. Tak disangka-sangka, Ryuk justru menuliskan nama Light Yagami, Light kemudian mati karena serangan jantung. Death Note kemudian dihancurkan. Ryuzaki yang menunggu kematiannya kemudian mati dengan tenang. 

Minggu, 22 Januari 2012

5 cm, sebuah novel tenang persahabatan, cinta, dan kehidupan

 
Potongan sinopsis (sinopsis aslinya lebih panjang lagi) yang ada di back cover 5 cm, sebuah novel tentang persahabatan, cinta, dan kehidupan. Di dalamnya juga terselip tema nasionalisme dan patriotisme.
Jujur aja, waktu pertama kali liat novel ini di Gramedia, gue langsung tertarik. Soalnya covernya yang paling beda sendiri dari novel-novel laen di sekitarnya. Warna item dominan terus ada tulisan “5 cm” warna putih ga gitu gede, logo best seller di pojok kiri atas, logo penerbit di pojok kanan atas dan nama pengarang di bawah tengah. Background-nya ada tulisan-tulisan yang ampir ga kliatan yang dibuat relief.
Pas liat sinopsis novelnya juga gue tertarik. Gue suka tentang cerita yang temanya persahabatan. Kayanya sebuah novel yang bakal masuk kategori favorit gue. Tapi, ada tapinya. Ini jenis barang yang buat gue sulit buat ditentuin nilainya. Mau dibilang suka ya ga juga. Mau dibilang ga suka ya suka juga. Setengah-setengah. Tapi ga rela juga dibilang 50-50.
Sinopsisnya bener-bener merangkum keseluruhan cerita. Apa yang bakalan kita baca juga bakalan tergambar kalo baca 4 paragraf di back cover 5 cm. Paling-paling yang perlu ditambahin cuma apa yang terjadi setelah 3 bulan itu. Sedikit spoiler, mereka akan melakukan sebuah perjalanan penuh kejutan.
Tokoh-tokoh
Ada 5 tokoh utama yang berada dalam lingkaran sahabat seperti yang ditulis sinopsis. Ada Arial yang sering dijuluki ‘Rambo‘ atau ‘Hercules‘ atau julukan macho lainnya. Cowok yang penampilannya paling oke di antara teman-temannya. Arial ini orang yang paling taat aturan diantara mereka berlima. Saking taatnya sampe kelihatan komikal. Dia berhenti merokok gara-gara banyak tempat yang dipasangin larangan “Dilarang Merokok“. Dan karena dia orang yang taat aturan, larangan-larangan ini bikin stress sampe akhirnya dia berhenti merokok. Si ‘rambo‘ ini kalo lagi ngomong sama orang juga suka datar. Terutama kalo sama orang di luar keluarga dan sahabatnya. Cuma ngomong satu dua patah kata. Kadang-kadang bikin males sendiri ngomong sama cowok yang satu ini. Di mana lagi ada orang yang ngomong “Halo selamat sore… kediaman Bapak Arianto dan Ibu Arini, Arial, dan Dinda. Ada yang bisa saya bantu ?“, pas angkat telepon. Oh yea, Dinda itu adiknya Arial.
Riani, satu-satunya cewek di kelompok lima sekawan ini. Berkacamata, cantik, cerdas, punya ambisi jadi kerja di stasiun TV. Cerewet, ga mau kalah, bawa organizer ke mana-mana, dan masih jomblo.
Zafran, cowok kurus vokalis band. Orangnya agak-agak ‘gila’ dan suka bikin puisi. Penyair yang satu ini kuliah jurusan Desain. Idealis, suka sama band yang nama band dan vokalisnya keren. Paling ‘ga waras’ di antara yang lainnya. Apa adanya, suka loncat-loncat kalo lagi seneng dan temen-temennya ga keburu megangin. Agak-agak narsis, sok keren dan punya bakat jadi orang terkenal.
Ian, cowok paling badannya paling subur di antara mereka. Gila bola, pecinta Manchester United dan suka main game walaupun cuma yang berhubungan ama sepak bola. Paling banyak hartanya kalo diukur dari film-film pr0n yang dia punya. Mungkin juga gara-gara itu otaknya jadi terganggu soalnya sering ngomong ama komputer sendiri. Botak plontos tapi sering keramas. “You can put it anywhere…” jadi quote favorit-nya di film Emanuelle (moga-moga pada tau Emanuelle itu film apa). Jago nyanyi, main gitar dan seneng fotografi. Akhirnya lulus kuliah walaupun molor. Dosen pembimbing skripsinya punya nama unik : Sukonto Legowo. Yang selalu diberi peringatan : bacanya jangan disambung.
Genta, cowok yang selalu mentingin orang lain daripada dirinya sendiri. Punya karakteristik seorang pemimpin. Sebenernya berkacamata, tapi jarang dipake. Termasuk jack of all trade soalnya tau tentang segala hal. Hal itu yang bikin tiap orang di lingkaran sahabat ini merasa nyaman berada di deket Genta. Punya usaha event organizer yang tampaknya cukup sukses. Usahanya juga sering ngelibatin temen-temennya. Sayangnya punya pengalaman buruk yang cuma diketahuin sama Arial.
Terus ada 2 orang cewek dan 1 bapak-bapak yang jadi pemeran pembantu. Dinda, Indy sama Sukonto Legowo (inget, bacanya jangan disambung). Dinda itu adiknya Arial. Versi cewek dari Arial. Cantik, dan ditaksir sama Zafran. Terus ada Indy, cewek yang ketemu Arial pas fitness. Cantik juga, naksir sama Arial tapi agak-agak ragu soalnya Arial kalo ngomong sering pelit kata. Sukonto Legowo itu seperti yang udah gue tulis di deskripsi Ian, dosen pembimbing skripsi yang kalo ngomong sama Ian (khusus cuma sama Ian) selalu ada jeda tiap katanya.
Dari 5 tokoh utama, cuma Arial dan Ian yang terlihat perkembangan pribadinya. Dari 5 tokoh utama, cuma Riani yang paling ga berbekas di kepala gue. Kedua yang paling ga berbekas itu Genta. Entahlah, Arial, Ian dan Zafran punya banyak keunikan (yang kadang-kadang komikal. Tapi itu yang membuat mereka punya karakteristik) diantara mereka berlima. Genta terlalu sedikit apalagi Riani.
Yang diceritain panjang lebar cuma Arial sama Ian. Dan dari 2 itu, yang menurut gue menarik cuma Ian. Ian dengan perjuangannya membuat skripsi, Ian yang jadi kenal lebih dengan dosennya, Ian yang akhirnya ketauan agak-agak gila karena suka ngomong sama komputernya. Sedangkan Arial ? Ceritanya tentang cinta. Datar menurut gue. Maaf saja jika gue bukan penggemar cerita cinta romantis.
Dari 3 pemeran pembantu, Dinda pengen gue tanyain keberadaannya. Soalnya bisa ikut-ikut perjalanan lima sekawan setelah ga ketemu 3 bulan itu. Jadi aneh soalnya yang punya janji untuk vakum 3 bulan terus ketemu lagi buat melakukan sesuatu yang berkesan kan cuma 5 orang. Kenapa juga bisa ada Dinda segala. Cuma buat nemenin Riani ? Penyemangat Zafran ? Buat gue, ini rada maksa.
Indy sama bapak Sukonto Legowo itu menurut gue yang paling punya arti. Masing-masing memutar roda perkembangan karakter Arial dan Ian. Cuma si bapak dosen aja yang punya karakteristik jelas dan unik. Indy terlalu biasa. Cewek cantik generik buat gue.
Cerita
Soal cerita juga gue bingung mau bilang suka atau ga. Awalnya begitu menarik, tapi akhirnya terlalu….. aneh. Ide tentang perjalanan mereka juga gue ga begitu suka. Oke, penggambaran tentang perjalanan mereka memang begitu menarik. Bagai masuk ke alam fantasi yang terputus dari dunia nyata. Tapi apa yang mereka lakukan di sana yang buat gue terlalu….. klise ? Bagian-bagian akhirnya buat gue juga terlalu aneh dan (sekali lagi) klise. Mengejutkan memang, tapi kali ini buat gue bukan sesuatu yang positif. Untungnya cerita sebelum itu lebih mengalir, apa adanya, lebih real. Inti ceritanya pun gue suka.
Dialog-dialognya akan juga jadi menarik jika saja ga terlalu penuh sama referensi lagu dan film. Buat orang yang ga terlalu tau tentang semua itu jadi agak males bacanya. Novel ini juga penuh dengan tulisan lirik lagu. Sekali lagi, terlalu banyak lirik lagu, dialog yang menyangkut lagu dan quote-quote dari film. Semua ini membuat 5 cm jadi ga universal. Ok, pengarangnya memang movie-bug. Tapi kan yang baca belum tentu. Pengarangnya mungkin punya pengetahuan musik dari jaman adam dan hawa sampe jaman sekarang. Tapi kan yang baca belum tentu. Kadang-kadang ceritanya juga terlalu cengeng. Kebanyakan adegan sok melankolis.
So ?
Kaya yang gue bilang di depan, gue ga bisa bilang suka atau ga sama novel ini. Pengen bilang suka tapi hati nolak. Pengen bilang ga suka, tapi gue suka juga.
Sayang pengembangan tokohnya ga penuh dan kadang-kadang cuma jadi tempelan. Terlalu banyak lirik lagu plus referensi musik dan film di novel ini. Banyak adegan sok melankolis yang malah jadi cengeng. Satu-satunya yang gue suka dengan sepenuh hati cuma covernya.